1. Dalam asuransi syariah, jika uang yang dikumpulkan tidak cukup untuk membayar klaim dalam waktu yang berdekatan, maka perusahaan asuransi syariah harus mencari solusi alternatif. Salah satu solusi adalah dengan mengumpulkan dana tambahan dari para peserta asuransi atau menunda pembayaran klaim tersebut hingga dana yang cukup terkumpul. Namun, perusahaan asuransi syariah harus memastikan bahwa tindakan yang diambil tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang dipegang teguh, seperti keadilan, transparansi, dan saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat.

2. Dalam asuransi syariah, premi yang dibayarkan oleh peserta digunakan untuk dua hal, yaitu dana tabarru dan dana investasi. Dana tabarru digunakan untuk membayar klaim kepada peserta yang mengalami risiko atau musibah sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Sedangkan dana investasi digunakan untuk meningkatkan nilai investasi perusahaan asuransi syariah dan memberikan keuntungan bagi para peserta.

Jika premi dalam asuransi syariah bisa ditarik semuanya, maka perusahaan asuransi syariah harus menempatkan dana tabarru dan dana investasi pada tempat yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Misalnya, dana tabarru harus ditempatkan pada investasi yang aman dan likuid, sementara dana investasi harus ditempatkan pada investasi yang halal dan menguntungkan secara syariah. Selain itu, perusahaan asuransi syariah harus memastikan bahwa semua keputusan yang diambil dalam pengelolaan dana tersebut tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti transparansi, keadilan, dan saling menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat.