Fiscal & Desma (2016) meneliti pentingnya akuntansi sumber daya manusia

Berikut ini adalah pertanyaan dari sr9158763 pada mata pelajaran Akuntansi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Fiscal & Desma (2016) meneliti pentingnya akuntansi sumber daya manusia pada PT Bank PembangunanDaerah Lampung yang memiliki karakteristik perusahaan jasa, yaitu sumber daya manusia adalah aspek
yang dominan dan memainkan peran penting dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Lampung
menjadi lebih baik setelah implementasi akuntansi sumber daya manusia. Hal ini menyebabkan cost
akuisisi dan pengembangan sumber daya manusia dianggap sebagai investasi, bukan biaya.
Referensi:
Fiscal, Yunus & Desma, Desma. (2016). Analisis Simulasi Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Terhadap Perbandingan Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada PT Bank Pembangunan Daerah
Lampung Tahun 2012-2014). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas Bandar Lampung, vol. 7,
no. 2.
Berdasarkan uraian di atas, anda diminta untuk:
a) Memberikan argumen yang logis untuk mendukung bahwa SDM dapat dianggap sebagai aset pada
neraca
b) Menganalisis kendala-kendala yang membuat SDM sulit untuk diakui sebagai aset pada neraca

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban Singkat ;

a) SDM dapat dianggap sebagai aset pada neraca karena memiliki nilai ekonomi yang dapat memberikan manfaat atau keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Berikut adalah argumen yang logis untuk mendukung pernyataan tersebut:

1. Nilai Investasi: Perusahaan melakukan investasi dalam merekrut, melatih, dan mengembangkan SDM yang berkualitas. Investasi ini mencakup biaya dalam bentuk gaji, tunjangan, pelatihan, pengembangan, dan manfaat lainnya. SDM yang berkualitas dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap produktivitas, inovasi, dan keunggulan kompetitif perusahaan, sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

2. Potensi Pendapatan Masa Depan: SDM yang terampil dan berkompeten memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan masa depan yang lebih tinggi. Mereka dapat meningkatkan efisiensi operasional, menarik dan mempertahankan pelanggan, menghasilkan inovasi, dan meningkatkan kualitas produk atau layanan. Semua hal ini berkontribusi pada pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.

3. Kepemilikan dan Kendali: Perusahaan memiliki kendali penuh terhadap SDM yang mereka rekrut dan latih. Perusahaan dapat mengarahkan dan mengelola SDM sesuai dengan strategi bisnisnya. Hal ini mencerminkan sifat kepemilikan dan kontrol yang biasanya terkait dengan aset pada neraca.

4. Nilai Pasar: SDM yang berpengalaman dan berkualitas tinggi memiliki nilai pasar yang signifikan. Mereka sangat dicari oleh perusahaan lain, dan perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dari penjualan atau perekrutan SDM tersebut dengan nilai lebih tinggi.

b) Meskipun SDM memiliki karakteristik sebagai aset, ada beberapa kendala yang membuat sulit untuk mengakui SDM sebagai aset pada neraca. Berikut adalah beberapa kendala tersebut:

1. Karakteristik yang Immaterial: SDM tidak memiliki bentuk fisik yang dapat diukur dengan mudah, seperti aset tetap atau persediaan. SDM lebih berkaitan dengan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman individu yang sulit untuk diukur secara objektif.

2. Tidak Dapat Diperdagangkan: SDM tidak dapat diperdagangkan di pasar seperti saham atau obligasi. Mereka tidak memiliki nilai pasar yang terukur dengan jelas, sehingga menimbulkan kesulitan dalam menentukan nilai ekonomis yang akurat.

3. Risiko dan Ketidakpastian: SDM memiliki tingkat risiko dan ketidakpastian yang tinggi. Mereka dapat meninggalkan perusahaan atau mengalihkan keterampilan dan pengetahuan mereka ke perusahaan lain. Hal ini membuat sulit untuk mengukur nilai ekonomis yang sebenarnya dari SDM dalam jangka panjang.

4. Kesulitan Mengukur Kinerja: Mengukur kontribusi individu SDM terhadap kinerja perusahaan secara tepat adalah tantangan yang kompleks. Berbagai faktor eksternal dan internal dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, sehingga sulit untuk secara langsung mengaitkan kinerja keuangan dengan kontribusi SDM.

5. Pengakuan Akuntansi: Standar akuntansi saat ini cenderung menganggap SDM sebagai biaya dalam laporan keuangan, bukan sebagai aset. Pengakuan SDM sebagai aset pada neraca akan memerlukan metode dan kriteria penilaian yang jelas dan konsisten untuk mengatasi kendala-kendala yang disebutkan di atas.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh xiaoharto dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 22 Aug 23