1) Spoilage yang diakui perusahaan dapat terdiri atas dua macam.

Berikut ini adalah pertanyaan dari malfurqhan1998 pada mata pelajaran Akuntansi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

1) Spoilage yang diakui perusahaan dapat terdiri atas dua macam. Dapatkah saudara/i menjelaskan dua macam spoilage yang diakui perusahaan tersebut dan bagaimana perlakuan perusahaan dua macam spoilage tersebut!2) Saudara diminta menghitung total biaya terkait kejadian spoilage berikut:

Sebuah perusahaan konveksi tas memproduksi 3.000 unit tas. Namun setelah dilakukan inspeksi, sebanyak 150 produk ditemukan tidak presisi dan gagal. Biaya per produk adalah Rp150.000,-. Hitunglah:

a) Besarnya biaya produk gagal yang terjadi.

b) Total biaya manufaktur perusahaan konveksi tas tersebut. Berapa biaya manufaktur per unit tas.

c) Tingkat normal spoilage yang terjadi di perusahaan tersebut.

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

1) Dua macam spoilage yang diakui perusahaan dapat terdiri dari spoilage yang terdapat dalam proses produksi dan spoilage setelah produk selesai diproduksi.

- Spoilage dalam Proses Produksi: Spoilage ini terjadi selama proses produksi dan dapat disebabkan oleh kerusakan bahan baku, kesalahan dalam proses produksi, atau kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Perusahaan mengakui spoilage ini sebagai biaya produksi yang tidak dapat dihindari dan menganggapnya sebagai bagian dari proses produksi normal.

- Spoilage Setelah Produk Selesai Diproduksi: Spoilage ini terjadi setelah produk selesai diproduksi, misalnya saat penyimpanan, pengiriman, atau penanganan yang tidak tepat. Perusahaan mengakui spoilage ini sebagai kerugian dan menganggapnya sebagai biaya tambahan yang tidak dapat dihindari.

Perlakuan perusahaan terhadap dua macam spoilage ini dapat berbeda. Spoilage dalam proses produksi cenderung dihitung sebagai bagian dari biaya produksi dan dialokasikan ke unit yang diproduksi. Spoilage setelah produk selesai diproduksi dapat dianggap sebagai kerugian dan tidak dialokasikan ke unit yang diproduksi. Perusahaan dapat mencatatnya sebagai kerugian langsung atau mencoba mengurangi spoilage dengan meningkatkan proses pengendalian kualitas.

2) a) Besarnya biaya produk gagal yang terjadi:

  Biaya per produk = Rp150.000,-

  Jumlah produk yang gagal = 150 produk

  Biaya produk gagal = Biaya per produk × Jumlah produk yang gagal

                    = Rp150.000,- × 150

                    = Rp22.500.000,-

  Jadi, biaya produk gagal yang terjadi adalah Rp22.500.000,-.

  b) Total biaya manufaktur perusahaan konveksi tas tersebut:

  Total biaya manufaktur = Biaya per produk × Jumlah unit produksi

                        = Rp150.000,- × 3.000

                        = Rp450.000.000,-

  Jadi, total biaya manufaktur perusahaan konveksi tas tersebut adalah Rp450.000.000,-.

  Biaya manufaktur per unit tas = Total biaya manufaktur ÷ Jumlah unit produksi

                               = Rp450.000.000,- ÷ 3.000

                               = Rp150.000,-

  Jadi, biaya manufaktur per unit tas adalah Rp150.000,-.

  c) Tingkat normal spoilage yang terjadi di perusahaan tersebut:

  Tingkat normal spoilage = Jumlah spoilage yang dapat diterima ÷ Jumlah unit produksi

  Jumlah spoilage yang dapat diterima = 150 produk (diketahui dari soal)

  Jumlah unit produksi = 3.000 unit tas (diketahui dari soal)

  Tingkat normal spoilage = 150 ÷ 3.000

                         = 0,05 atau 5%

  Jadi, tingkat normal spoilage yang terjadi di perusahaan tersebut adalah 5%.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh riojonathanmunthe dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 17 Aug 23