Analisis kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan Z Score adalah suatu alat

Berikut ini adalah pertanyaan dari igopalsuck pada mata pelajaran Akuntansi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Analisis kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan Z Score adalah suatu alat untuk memrediksi tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan cara menghitung nilai dari beberapa rasio, dimana:Z=1,2X1+1,4X2+3,3X3+0,6X4+0,999X5.

Perusahaan yang memiliki nilai Z -Score diatas 2,99 dinyatakan sebagai perusahaan non bangkrut dan di bawah 1,81 dikategorikan bangkrut.

Berikan Analisa saudara terkait penilaian kebangkrutan perusahaan dengan mendownload laporan Keuangan perusahaan PT Cowell Development Tbk (COWL) 2019.

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Maaf, sebagai AI text-based, saya tidak memiliki kemampuan untuk mengakses atau mendownload laporan keuangan perusahaan tertentu. Namun, saya dapat memberikan contoh umum tentang cara menggunakan Z-Score untuk menganalisis tingkat kebangkrutan suatu perusahaan.

Analisis kebangkrutan menggunakan Z-Score melibatkan perhitungan beberapa rasio keuangan yang dihubungkan dengan kinerja keuangan perusahaan. Rasio-rasio ini termasuk rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan efisiensi operasional. Dalam kasus ini, rumus Z-Score yang diberikan adalah:

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5

Setiap X dalam rumus tersebut mewakili rasio keuangan tertentu. Namun, tanpa laporan keuangan PT Cowell Development Tbk (COWL) tahun 2019, tidak mungkin memberikan analisis langsung terhadap perusahaan tersebut.

Untuk melakukan analisis kebangkrutan menggunakan Z-Score, langkah-langkah umum yang dapat diikuti adalah:

1. Mengumpulkan laporan keuangan perusahaan, termasuk laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.

2. Menghitung rasio keuangan yang relevan, seperti rasio profitabilitas (misalnya ROA, ROE), rasio likuiditas (misalnya current ratio, quick ratio), rasio solvabilitas (misalnya debt-to-equity ratio), dan rasio efisiensi operasional (misalnya rasio pergantian aset).

3. Menggunakan rumus Z-Score yang diberikan, mengalikan setiap rasio keuangan dengan bobot yang sesuai dan menjumlahkannya untuk mendapatkan nilai Z-Score.

4. Membandingkan nilai Z-Score dengan ambang batas yang telah ditentukan (2,99 dan 1,81 dalam kasus ini) untuk menentukan kategori kebangkrutan perusahaan.

Penting untuk diingat bahwa Z-Score hanyalah alat prediksi dan bukan indikator pasti kebangkrutan. Selain itu, interpretasi Z-Score dapat bervariasi tergantung pada industri dan karakteristik perusahaan. Oleh karena itu, analisis kebangkrutan yang lebih komprehensif biasanya melibatkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi keuangan dan operasional perusahaan.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh riojonathanmunthe dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 17 Aug 23