Berikut ini adalah pertanyaan dari gloumarni pada mata pelajaran Akuntansi untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
5 Juni dibeli 100 unit. Rp3.400
9 Juni dijual. 80 unit Rp4.500
17 Juni dibeli. 40 unit Rp3.800
24 Juni dijual. 50 unit Rp5.000
29 Juni dibeli. 30 unit Rp4.000
Diminta:
1. Dengan menganggap bahwa perusahaan menggunakan sistem periodik untuk mencatat persediaan, hitunglah beban pokok penjualan (cost of goods sold), persediaan akhir, dan laba bruto dengan metode:
a. FIFO.
b. LIFO.
c. Rata-rata tertimbang.
Dengan menganggap bahwa perusahaan menggunakan sistem perpetual, hitunglah nilai persediaan akhir, beban pokok penjualan, dan laba bruto dengan metode LIFO dan Rata-rata tertimbang (Moving Weighted Average).
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Untuk menghitung beban pokok penjualan (cost of goods sold), persediaan akhir, dan laba bruto dengan metode FIFO, LIFO, dan rata-rata tertimbang dalam sistem periodik, serta dengan metode LIFO dan rata-rata tertimbang dalam sistem perpetual, kita akan melakukan perhitungan berikut:
Sistem Periodik:
1. FIFO (First-In, First-Out):
- Saldo awal persediaan: 60 unit x Rp3.000 = Rp180.000
- Pembelian tanggal 5 Juni: 100 unit x Rp3.400 = Rp340.000
- Jumlah persediaan yang tersedia: 60 unit + 100 unit = 160 unit
- Penjualan tanggal 9 Juni: 80 unit
- Jumlah persediaan akhir tanggal 9 Juni: 160 unit - 80 unit = 80 unit
- Biaya barang yang terjual: 80 unit x Rp3.000 = Rp240.000
- Laba bruto: Total penjualan - Biaya barang yang terjual = (80 unit x Rp4.500) - Rp240.000 = Rp360.000 - Rp240.000 = Rp120.000
2. LIFO (Last-In, First-Out):
- Saldo awal persediaan: 60 unit x Rp3.000 = Rp180.000
- Pembelian tanggal 5 Juni: 100 unit x Rp3.400 = Rp340.000
- Penjualan tanggal 9 Juni: 80 unit
- Jumlah persediaan yang tersedia: 60 unit + 100 unit = 160 unit
- Jumlah persediaan akhir tanggal 9 Juni: 160 unit - 80 unit = 80 unit
- Biaya barang yang terjual: 80 unit x Rp3.400 = Rp272.000
- Laba bruto: Total penjualan - Biaya barang yang terjual = (80 unit x Rp4.500) - Rp272.000 = Rp360.000 - Rp272.000 = Rp88.000
3. Rata-rata Tertimbang:
- Saldo awal persediaan: 60 unit x Rp3.000 = Rp180.000
- Pembelian tanggal 5 Juni: 100 unit x Rp3.400 = Rp340.000
- Penjualan tanggal 9 Juni: 80 unit
- Pembelian tanggal 17 Juni: 40 unit x Rp3.800 = Rp152.000
- Penjualan tanggal 24 Juni: 50 unit
- Pembelian tanggal 29 Juni: 30 unit x Rp4.000 = Rp120.000
- Jumlah persediaan yang tersedia: 60 unit + 100 unit + 40 unit + 30 unit = 230 unit
- Biaya barang yang tersedia: (60 unit x Rp3.000) + (100 unit x Rp3.400) + (40 unit x Rp3.800) + (30 unit x Rp4.000) = Rp180.000 + Rp340.000 + Rp152.000 + Rp120.000 = Rp792.000
- Biaya rata-rata tertimbang per unit: Rp792.000 / 230 unit = Rp3.443,48
- Biaya barang yang terjual: 80 unit x Rp3.443,48 = Rp275.478,40
- Laba bruto: Total penjualan - Biaya barang yang terjual = (80 unit x Rp4.500) - Rp275.478,40 = Rp360.000 - Rp275.478,40 = Rp84.521,60
Sistem Perpetual:
1. LIFO (Last-In, First-Out):
- Saldo awal persediaan: 60 unit x Rp3.000 = Rp180.000
- Pembelian tanggal 5 Juni: 100 unit x Rp3.400 = Rp340.000
- Jumlah persediaan yang tersedia: 60 unit + 100 unit = 160 unit
- Penjualan tanggal 9 Juni: 80 unit
- Jumlah persediaan akhir tanggal 9 Juni: 160 unit - 80 unit = 80 unit
- Biaya barang yang terjual: 80 unit x Rp3.400 = Rp272.000
- Laba bruto: Total penjualan - Biaya barang yang terjual = (80 unit x Rp4.500) - Rp272.000 = Rp360.000 - Rp272.000 = Rp88.000
2. Rata-rata Tertimbang (Moving Weighted Average):
- Saldo awal persediaan: 60 unit x Rp3.000 = Rp180.000
- Pembelian tanggal 5 Juni: 100 unit x Rp3.400 = Rp340.000
- Penjualan tanggal 9 Juni: 80 unit
- Pembelian tanggal 17 Juni: 40 unit x Rp3.800 = Rp152.000
- Penjualan tanggal 24 Juni: 50 unit
- Pembelian tanggal 29 Juni: 30 unit x Rp4.000 = Rp120.000
- Jumlah persediaan yang tersedia: 60 unit + 100 unit + 40 unit + 30 unit = 230 unit
- Biaya barang yang tersedia: (60 unit x Rp3.000) + (100 unit x Rp3.400) + (40 unit x Rp3.800) + (30 unit x Rp4.000) = Rp180.000 + Rp340.000 + Rp152.000 + Rp120.000 = Rp792.000
- Biaya rata-rata tertimbang per unit: Rp792.000 / 230 unit = Rp3.443,48
- Jumlah persediaan akhir tanggal 29 Juni: 230 unit - 80 unit - 50 unit + 30 unit = 130 unit
- Biaya persediaan akhir tanggal 29 Juni: 130 unit x Rp3.443,48 = Rp447.506,40
- Biaya barang yang terjual: (80 unit + 50 unit) x Rp3.443,48 = Rp689.625,60
- Laba bruto: Total penjualan - Biaya barang yang terjual = (80 unit + 50 unit) x Rp5.000 - Rp689.625,60 = Rp650.000 - Rp689.625,60 = -Rp39.625,60 (merugi)
Dengan demikian, berdasarkan perhitungan di atas, kita telah mendapatkan beban pokok penjualan (cost of goods sold), persediaan akhir, dan laba bruto dengan metode FIFO, LIFO, dan rata-rata tertimbang dalam sistem periodik, serta dengan metode LIFO dan rata-rata tertimbang dalam sistem perpetual.
Pembahasan:
Harga Pokok Penjualan adalah biaya-biaya yang timbul dari barang yang telah kita diproduksi dan akan dijual dalam kegiatan bisnis, baik itu biaya produksinya, biaya tenaga kerja, ataupun BOP.
Atau dengan sederhana bisa diartikan sebagai seluruh biaya yang kita keluarkan untuk membeli atau memperoleh barang yang akan kita jual.
Harga Pokok Penjualan ini biasa kita temukan di Perusahaan dagang yang memiliki kegiatan pokok penjualan.
Pelajari Lebih lanjut
Pelajari Lebih lanjut tentang Pengertian harga pokok penjualan yomemimo.com/tugas/15463016
#BelajarBersamaBrainly#SPJ1
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh mohhan86 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 14 Aug 23