Persamaan kedua kerajaanpada akhir kekuasaannya adalah kedua kerajaan tersebutsama-sama korban praktik politik adu dombadariVOC, berakhir karena perang saudaradanperang dengan kerajaan tetangga.

Pembahasan

Runtuhnya kerajaan/ kesultanan Banten

• Akhir dari kerajaan Banten adalah terjadinya perebutan kekuasaan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya bernama sultan Haji.
• Perselisihan antara ayah dan anak ini dimanfaatkan oleh VOC dengan memberikan dukungan kepada Sultan Haji sehingga perang saudara pun tidak dapat dihindarkan.
• Pada waktu itu Sultan Ageng Tirtayasa berhasil mengepung pasukan Sultan Haji di Sosrowan namun datang bala bantuandari belanda yang dipimpin oleh Kapten Tack dan De Saint Martin,  akhirnya pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dapat dikalahkan dan dipenjara, yang kemudian meninggal di penjara.

Runtuhnya kerajaan Gowa-Tallo

• Akhir kerajaan ini ketika pada tahta Sultan Hasannudin, pada mulanya Sultan Hasanudin mampu memporak-porandakan pasukan Belanda, namun Belanda menggunakan taktik adu domba antara Makasar (Pihak Sultan Hasanudin) dengan kerajaan bone (daerah yang dikuasai makasar) yang dipimpin oleh Aru Palaka (raja bone), Aru Palaka mengadakan persetujuan dengan VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makasar.
• Dengan siasat tersebut Belanda dapat berhasil megnuasai ibu kota kerajaan Makasar, ditandai dengan adanya penandatanganan Perjanjian Bongaya pada tahun 1667 yang isinya sangat merugikan Makasar, salah satunya adalah VOC mendapatkan hak monopoli perdagangan di Makasar.

Pelajari lebih lanjut

1. Materi tentang apa yang dimaksud dengan politik adu domba yomemimo.com/tugas/14650841
2. Materi tentang sejarah kerajaan Gowa-Tallo yomemimo.com/tugas/162602
3. Materi tentang sejarah kerajaan banten yomemimo.com/tugas/37411

Detil jawaban

Kelas: XI

Mapel: Sejarah

Bab: Kerajaan Islam di Indonesia

Kode: -

#AyoBelajar