Titik lemah Bani Abbasiyah dimulai ketika para khalifah mengadakan praktik amoral di istana pada masa kekuasaan Khalifah al-Mu'tasim (833-842 M). Pada masa pemerintahannya, al-Mu'tasim mengembangkan pasukan tentara pribadi yang dikenal dengan sebutan Jund al-Shughur, yang terdiri dari para budak dan tawanan perang. Pasukan ini sering kali melakukan aksi-aksi kekerasan dan merampok, yang menyebabkan ketidakstabilan di dalam negeri.

Selain itu, pada masa pemerintahan al-Mu'tasim, terjadi pula pengaruh besar dari para eunuk di istana. Para eunuk ini menjadi kekuatan politik yang berpengaruh, dan sering kali terlibat dalam intrik dan konspirasi untuk mengamankan kepentingan mereka di istana. Hal ini menyebabkan pelemahan otoritas khalifah dan berdampak pada kestabilan politik dan ekonomi di dalam negeri.

Dalam periode selanjutnya, masa pemerintahan Khalifah-khalifah berikutnya, praktik amoral di istana semakin menguat dan merusak citra kekuasaan Bani Abbasiyah. Sebagai akibatnya, terjadi pelemahan kekuasaan dan krisis yang berujung pada runtuhnya dinasti Bani Abbasiyah pada abad ke-13.