Jawaban dari pertanyaan diatas adalah ...

• Pernyataan diatas adalah BENAR, karena berdasarkan catatan dari seorang inspektur Tanam Paksa, yang bernama L.Vitalis, yang menyebutkan bahwa tahun 1835, di daerah Priangan, mayat para petani penuh bersebaran karena keletihan dan juga kelaparan. Karena hal tersebut, maka pemerintah Belanda mendapatkan serangan dari orang-orang non pemerintah yang mulai gencar akibat terjadinya kelaparan dan kemiskinan yang terjadi yaitu akhir tahun 1840. Masalah tersebut kemudian diangkat ke permukaan dan menjadi sebuah konflik bahwa pemerintah Belanda telah melakukan eksploitasi yang sangat berlebihan terhadap bumiputra Jawa.

Pembahasan

Kritik dari kaum Humanis:

Adanya sistem tanam paksa dan Undang-Undang Agraria ini malah menimbulkan kritik dari para kaum humanis Belanda. Kritik tersebut disampaikan oleh Edward Douwes Dekker, yaitu salah seorang asisten residen di Lebak, Banten. Douwes Dekker dalam bukunya yang berjudul Ma havelar - 1890 menjelaskan bahwa kondisi masyarakat petani yang menderita akibat adanya kebijakan cultuurstelsel atau tanam paksa.

Namun, di dalam buku tersebut dia menggunakan nama samaran, yaitu bernama Multatuli. Selain Douwes Dekker, terdapat tokoh lainnya juga, seperti van Deventer, dia menulis buku berjudul Een Eereschuld yang membocorkan tentabg kemiskinan di tanah jajahan Hindia Belanda yaitu di Indonesia. Dalam bukunya tersebut, Deventer menghimbau supaya pemerintah Belanda memperhatikan penghidupan rakyat di tanah jajahannya tersebut. Dasar dari pemikiran tokoh van Deventer ini kemudian berkembang disebut sebagai Politik Etis.

Pelajari lebih lanjut

Materi penjelasan tentang tanam paksa pada link

yomemimo.com/tugas/14296568

#BelajarBersamaBrainly