Indonesia dalam percaturan dunia internasional menggunakan Politik Bebas Aktif ,

Berikut ini adalah pertanyaan dari imam6681 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Indonesia dalam percaturan dunia internasional menggunakan Politik Bebas Aktif , yang tidak memihak kepada blok negara manapun didunia ini, sesuai dengan landasan politik luar negeri Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4. Istilah bebas aktif di konsep … dalam pidatonya mendayung antara dua karang

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

“Mendayung Antara Dua Karang” atau dalam tulisan aslinya “Mendajung Antara Dua Karang” adalah sebuah buku klasik dari Muhammad Hatta yang berisi 3 pidato Bung Hatta, yang waktu itu menjabat sebagai wakil presiden sekaligus perdana menteri pada sidang Badan Pekerdja Komite Nasional Pusat (BP KNP) di Yogyakarta. Pidato tersebut berisi keterangan-keterangan pemerintah tentang keadaan politiknya, situasi dalam negeri dan kondisi luar negeri, yang dalam pidato tersebut Bung Hatta dikenal dengan dasar-dasar pemikiran politik luar negerinya. Bung Hatta melihat bahwa posisi Indonesia ketika itu seperti kapal yang berada di tengah lautan dan harus melewati dua karang (Amerika Serikat dan Uni Soviet). Untuk mendayung agar melewati dua karang tersebut, dibutuhkan sikap politik yang tegas, bebas, dan aktif.

“…..Mestikah kita bangsa Indonesia, jang memperdjoangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita, hanja harus memilih antara pro Russia atau pro Amerika? Apakah tak ada pendirian jang lain harus kita ambil dalam mengedjar tjita-tjita kita? Pemerintah berpendapat bahwa pendirian jang harus kita ambil ialah supaja kita djangan mendjadi objek dalam pertarungan politik internasional, melainkan kita harus tetap mendjadi subjek jang berhak menentukan sikap kita sendiri, berhak memperdjoangkan tudjuan kita sendiri, jaitu Indonesia Merdeka seluruhnja.”

Penggalan paragraf di atas merupakan salah satu isi pidato Bung Hatta yang terpenting dalam keterangan pemerintah pada sidang BPKNP tanggal 2 September 1948. Dalam pidato ini disebutkan bahwa Indonesia memiliki program ke dalam dan ke luar. Ke dalam yaitu pembenahan organisasi pemerintah dan menyempurnakannya agar menjadi lebih kondusif dan efektif. Sementara ke luar adalah sikap politik luar negeri Indonesia, terutama pasca perjanjian renville di mana yang diharapkan segera terbentuknya Republik Indonesia Serikat. Dalam pidato ini, disinggung bahwa pegolakan internasional ketika itu (awal mula Perang Dingin) antara Amerika Serikat dan Uni Soviet berpengaruh terhadap kondisi politik luar negeri Indonesia yang ketika itu sedang berusaha berunding dengan Belanda untuk mendapatkan kedaulatannya. Bung Hatta memberikan instruksi bahwa Indonesia harus tetap tegas dan mandiri untuk tidak memihak salah satu blok. Sikap politik inilah yang menjadi dasar politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Sisa dari pidato ini lebih banyak menjelaskan tentang berbagai masalah dalam negeri seperti angkatan perang, masalah tanah, masalah pertanian, dan masalah pajak.

Penjelasan:

Sumber:https://blogtrisno.wordpress.com/2017/03/24/mendayung-antara-dua-karang/

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh lestariaprillia200 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 05 Jul 21