1. Mengajukan gugatan perdata: Pelukis dapat mengajukan gugatan perdata jika merasa hak ciptanya dilanggar oleh pihak lain. Dalam gugatan ini, pelukis harus membuktikan bahwa telah mempunyai hak-hak eksklusif atas karya seninya dan bahwa hak-hak tersebut dilanggar oleh pihak tergugat.

2. Mengajukan laporan atau pengaduan ke polisi: Pelukis juga dapat mengajukan laporan atau pengaduan ke polisi jika merasa karyanya dicuri atau dipalsukan oleh orang lain. Polisi akan melakukan investigasi dan menindaklanjuti kasus tersebut secara hukum.

3. Mendaftarkan hak cipta: Pelukis juga bisa mendaftarkan hak cipta atas karyanya ke Direktorat Jenderal Hak Cipta dan Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dengan mendaftarkan hak ciptanya, pelukis menjadi pemilik sah atas karyanya dan bisa membuktikan itu di mata hukum jika ada tindakan pelanggaran.

4. Melakukan mediasi: Pelukis dapat melakukan mediasi dengan pihak tergugat untuk mencari solusi damai dari sengketa yang terjadi. Mediasi ini bisa dilakukan secara informal atau melalui lembaga mediator atau arbiter yang disetujui kedua belah pihak.

5. Menyelesaikan sengketa melalui arbitrase atau pengadilan: Jika mediasi gagal, pelukis dapat menempuh jalur arbitrase atau pengadilan. Arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa dengan cara mengajukan sengketa pada lembaga arbitrase yang disepakati oleh kedua belah