Jawaban:

Dalam perjalanannya, peran pers Indonesia pada masa Orde Lama (1945-1966) dan Orde Baru (1966-1998) dengan demokrasi terpimpinnya lebih banyak merupakan peran sebagai alat kontrol pemerintah atau sebagai penyebar propaganda yang mendukung kebijakan pemerintah. Pada masa Orde Lama, pers di Indonesia sebagian besar dikuasai oleh partai politik dan hanya memiliki sedikit ruang untuk mengkritik pemerintah. Sedangkan pada masa Orde Baru, pers di Indonesia dikendalikan oleh pemerintah dan hanya diizinkan untuk memberitakan berita yang disetujui oleh pemerintah. Kondisi ini sangat membatasi kebebasan pers dan kebebasan berekspresi masyarakat dalam mengungkapkan pendapat dan kritik terhadap pemerintah. Dalam kedua masa tersebut, pers Indonesia lebih banyak berperan sebagai penyebar informasi yang dikendalikan oleh penguasa, bukan sebagai wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi.