Perubahan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dapat memiliki dampak negatif bagi masyarakat, antara lain:

Ketidakstabilan Pasokan Pangan: Alih fungsi lahan pertanian dapat mengurangi luas lahan yang digunakan untuk produksi pangan, sehingga pasokan pangan lokal dapat terganggu. Hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan pasokan pangan, harga pangan yang meningkat, dan bahkan dapat mempengaruhi ketahanan pangan masyarakat lokal.

Hilangnya Sumber Penghasilan: Bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian, alih fungsi lahan dapat berdampak negatif pada penghasilan mereka. Hilangnya lahan pertanian dapat mengurangi kesempatan kerja dan penghasilan bagi petani dan masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian, serta mengurangi diversifikasi mata pencaharian masyarakat.

Hilangnya Identitas Budaya dan Tradisi: Pertanian seringkali menjadi bagian integral dari identitas budaya dan tradisi masyarakat. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dapat mengakibatkan hilangnya identitas budaya dan tradisi yang terkait dengan kegiatan pertanian, serta dapat mempengaruhi sistem nilai dan norma masyarakat.

Kerusakan Lingkungan: Perubahan alih fungsi lahan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti deforestasi, degradasi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan lingkungan, serta berdampak pada kualitas air, udara, dan ekosistem di sekitar lahan yang mengalami alih fungsi.

Konflik Sosial: Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman juga dapat memicu terjadinya konflik sosial antara pemilik lahan, pemerintah, dan masyarakat setempat. Konflik dapat terjadi terkait hak kepemilikan lahan, penggusuran, dan kompetisi untuk sumber daya yang terbatas, seperti air dan tanah.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait untuk memperhatikan dampak negatif dari alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman, serta mengambil langkah-langkah yang berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif tersebut, seperti pengelolaan lahan yang berbasis pada prinsip keberlanjutan, pemberdayaan masyarakat lokal, dan pelestarian budaya dan tradisi setempat.