Jawaban:

Diana adalah seorang mahasiswa yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Dia tahu betul bahwa untuk meraih cita-citanya, ia harus hidup dengan teratur dan terarah. Dia harus belajar keras, mengikuti kuliah dengan rajin, dan mengambil kursus tambahan di luar jam kuliah. Diana tidak ingin menyerah dan tidak ingin mengambil jalan pintas.

Namun, sahabatnya, Rika, berpikir sebaliknya. Rika berpendapat bahwa hidup hanya sekali dan mereka harus menikmati hidup semaksimal mungkin tanpa perlu terlalu banyak memikirkan masa depan. Rika suka bergaul dengan orang yang suka berpesta dan sering mengabaikan kewajiban kuliahnya.

Suatu hari, Diana mendapat kesempatan mengikuti pelatihan kedokteran di luar negeri. Dia sangat senang dan yakin bahwa ini adalah langkah awal menuju cita-citanya. Namun, untuk bisa pergi, dia harus memiliki nilai akademik yang baik dan memenuhi persyaratan lainnya. Diana bekerja keras dan fokus pada tujuannya. Dia berhasil lulus dengan nilai yang baik dan mendapatkan kesempatan itu.

Sementara itu, Rika terus menerus mengambil jalan pintas dan mengabaikan tanggung jawab kuliahnya. Dia tidak mendapatkan nilai yang baik dan akhirnya gagal dalam ujian akhir semester. Ketika Diana membagikan berita keberhasilannya, Rika merasa iri dan merasa bahwa hidupnya tidak seindah hidup Diana. Rika merenungkan kembali hidupnya dan mulai menyadari bahwa hidup yang terarah jauh lebih baik dari hidup yang terserah. Dia memutuskan untuk mulai mengubah hidupnya dengan mengambil tanggung jawab kuliahnya dengan serius dan mengikuti saran dari Diana.

Ketika Diana kembali dari luar negeri, dia melihat perubahan pada sahabatnya. Rika semakin teratur dan terarah dalam hidupnya. Mereka berdua kemudian merayakan keberhasilan mereka dan menyadari bahwa hidup yang terarah bukanlah hal yang membosankan dan merepotkan, melainkan justru memudahkan mereka dalam mencapai tujuan hidup mereka.