Ya, dengan setiap perubahan kurikulum, cara penggunaan penilaian autentik juga dapat berubah. Penilaian autentik adalah pendekatan evaluasi yang menekankan pada pengukuran keterampilan dan pengetahuan siswa melalui tugas-tugas dan proyek-proyek yang mencerminkan situasi kehidupan nyata atau konteks nyata.

Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi penekanan pada keterampilan, pengetahuan, dan konten yang dinilai. Sebagai contoh, jika kurikulum yang baru lebih menekankan pada keterampilan berpikir kritis dan kreativitas, penilaian autentik yang digunakan mungkin lebih fokus pada tugas-tugas yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menghasilkan solusi kreatif untuk masalah yang relevan dalam konteks nyata.

Selain itu, perubahan kurikulum juga dapat mempengaruhi format dan jenis penilaian yang digunakan. Misalnya, jika ada pergeseran menuju pembelajaran berbasis proyek dalam kurikulum baru, penilaian autentik dapat melibatkan penilaian terhadap produk atau presentasi proyek yang dilakukan oleh siswa.

Penting untuk dicatat bahwa implementasi penilaian autentik juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan dan praktik di tingkat sekolah atau institusi pendidikan. Guru dan sekolah harus mempertimbangkan panduan dan pedoman yang terkait dengan kurikulum yang baru untuk memastikan penggunaan penilaian autentik yang tepat dan efektif dalam konteks tersebut.

Dalam semua kasus, tujuan utama penilaian autentik tetap sama, yaitu untuk mengukur pemahaman dan kemampuan siswa secara holistik, dan memberikan umpan balik yang berguna untuk meningkatkan pembelajaran mereka.