mau ke pinggir sungai dapat dalam hati aku melanggar pergi tapi sungguh merana sampai di sana ya yang ketemuannya semilir angin yang ngerek-riak harus gelombang bangkai kapal keruk itu lenyap macam telah disulap seorang ilusionis aku kembali pada penjual tebu aku bertanya Pak Cik Kemana perginya kapal keruk itu sudah dipotong-potong menjadi besi kiloan jawabnya Acuh Tak Acuh sambil mengunyah tubuhnya yang tak tak laku aku terenak sirna sudah kenangan manis itu lenyap sudah kebanggaan masa kecil itu hapus Sudah kebudayaan itu di kampung kami arkeologi industri telah dilanda tsunami saat itu rasanya ingin Aku memanjat patung itu dan bergabung dengan para pejuang 45 namun itu aku lakukan karena aku telah Terlambat untuk pulang Udah sore kulihat jam besar itu sudah pukul 05.00 bagian klimas dalam kutipan tersebut adalah A pada saat toko Aku menjawab pertanyaan dalam hati B pada saat toko Aku ingin memanjat patung para pejuang 45 saya ketika ke toko aku menanyakan Ke mana perginya kepala karo dia ungkapan bahwa kapal keruk telah ​