Berikut ini adalah pertanyaan dari nrohsti pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
“Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”. (Q.S. An-Naml 27: 38-39)
Menurut Muhammad ibn Ishaq, seperti dikutip Ibn Katsir dalam Kitab Tafsirnya (10:407), setelah para utusan kembali dan melaporkan penolakan dan ancaman Sulaiman, Ratu Balqis menyatakan: “Aku sudah tahu bahwa Sulaiman itu bukan (hanya) seorang Raja. Kita tidak punya kemampuan untuk menghadapinya.” Kemudian Ratu mengirim utusan menyampaikan pesannya kepada Sulaiman: “Aku akan datang menemui engkau bersama para pembesar kaumku. Aku akan lihat apa titahmu, dan apa agama yang engkau ajak kami mengikutinya”.
Setelah itu Ratu melakukan persiapan perjalanan. Singgasananya yang terbuat dari emas berhiaskan batu-batu mulia yaqut, zabarjad dan lu’lu’ dia perintahkan untuk dimasukkan dalam sebuah peti besar dengan penutup tujuh lapis. Sepeninggal dia tidak seorang pun boleh membukanya apalagi duduk di atas singgasananya.
Setelah rombongan besar dari Yaman berangkat, Nabi Sulaiman memerintahkan pasukan jinnya untuk memantau siang dan malam perjalanan rombongan tersebut. Setelah dekat, Nabi Sulaiman menanyakan kepada para pembesar kerajaannya, siapa yang sanggup memindahkan singgasana Ratu Balqis ke Istana beliau, sebelum Ratu dan rombongannya sampai.
Yang pertama menyatakan kesanggupannya adalah Jin Ifrit. Dia sanggup memindahkan singgasana tersebut sebelum Baginda Sulaiman berdiri dari duduknya. Jika Nabi Sulaiman setuju, kemudian langsung berdiri, maka singgasana tersebut sudah berada di dalam istana beliau.
Menurut M. Quraish Shihab, Ifrit berarti yang sangat kuat lagi sangat cerdas dan tidak dapat dicederai, tidak juga dapat terkalahkan. Biasanya kata ini hanya menunjuk kepada makhlus halus,dan bila digunakan menyifati manusia, maka itu dalam konteks mempersamakannya dengan makhluk halus itu” (Tafsir Al-Mishbah 10:224)
Belum lagi Nabi Sulaiman menjawab, muncul lagi tawaran yang lebih hebat dan lebih cepat. Kali ini datang bukan dari bangsa jin, tapi dari bangsa manusia. Allah SWT berfirman:
قَالَ ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَ
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”... (Q.S. An-Naml 27: 40)
Kalau Jin Ifrit sanggup memindahkan singgasana itu sebelum Sulaiman berdiri dari duduknya, maka laki-laki yang punya ilmu al-Kitab ini sanggup melakukannya dalam sekejap mata. Tentu saja tidak ada lagi yang akan bisa menandinginya. Al-Qur’an tidak menceritakan lagi jawaban Nabi Sulaiman. Begitu mata tapi Sulaiman berkedip secara refleks seperti umumnya manusia, maka tiba-tiba singgasana Ratu Balqis sudah ada di hadapan beliau.
Menyaksikan singgasana itu sudah ada di hadapan beliau, Sulaiman sangat bersyukur, dan menyatakan bahwa ini semua adalah karunia dari Allah SWT yang diberikan kepada beliau, untuk mengaujinya, apakah di dapat bersyukur atau kufur. “Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. Allah SWT berfirman melanjutkan ayat 40 di atas:
فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ ٤٠
“… Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.(Q.S. An-Naml 27: 40)
Siapakah laki-laki yang menguasai ilmu al-Kitab tersebut? (bersambung)
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh irzinmaulana13 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 20 Feb 23