Berikut ini adalah pertanyaan dari priyantoa707 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Dasar
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:Menjelaskan tentang rasa malu
Pertama, bahwa malu sifat para Nabi, terutama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri ia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنْ الْعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lebih pemalu daripada seorang gadis pingitan yang dipingit di kamarnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kalau Nabi melihat sesuatu yang beliau tidak suka, biasanya kami bisa melihat dari wajah beliau.
Kedua, rasa malu itu pembuka segala kebaikan. Sebagaimana dalam hadits yang kita sebutkan tadi, bahwa Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
“Rasa malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.”
Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ
“Malu itu adalah baik semuanya.” (HR. Muslim)
Sekarang ada yang bertanya, Ustadz rasa malu itu baik semuanya, bagaimana kalau ada orang malu untuk menuntut ilmu?
Berarti ada rasa malu yang tidak baik? Maka para ulama mengatakan bahwa yang seperti ini sebetulnya bukan rasa malu, tapi menunjukkan kelemahan dia.
Sebab kalau dia punya rasa malu, seharusnya dia malu kalau dirinya tidak bisa, dia harus malu kalau dirinya tidak bisa menuntut ilmu padahal mereka bisa, kalau seseorang benar malu seharusnya dia menuntut ilmu.
Baca Juga:
Tafsir Surat At-Tin dan Surat Al-Insyirah (Bagian ke-1) - Kitab Tafsir Al-Muyassar (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)
Ketiga, rasa malu itu menutup segala macam pintu keburukan. Berkata Fudhail bin Iyadh bahwa tanda kesengsaraan adalah hati yang keras; mata yang tak pernah menangis karena takut kepada Allah; sedikit rasa malu; sangat rakus terhadap dunia; terlalu banyak angan-angan.
Berkata Ibnu Hibban dalam kitab Raudhatul Uqala wa Nuzhatul Fudhala, kewajiban orang yang berakal senantiasa punya sifat rasa malu. Karena rasa malu itu adalah akarnya akal. Bahkan rasa malu itu benih-benih kebaikan dan meninggalkan rasa malu itu hakekatnya adalah akar kebodohan dan benih-benih keburukan.
Makanya Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَافْعَلْ مَا شِئْتَ
“Sesungguhnya diantara yang didapatkan manusia dari perkataan (yang disepakati) para Nabi adalah; “Jika kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu” (HR. Bukhari)
Penjelasan:semoga membantu:)
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh nadhifahtalitasakhi dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 04 Aug 21